JatimNewsroom - Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center Los Angeles (ITPC LA) berupaya lebih keras meningkatkan pangsa pasar fesyen dan dan kerajinan tangan (handicraft) di Amerika Serikat (AS), khususnya di tengah pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 ini telah menyebabkan penurunan nilai impor AS dari beberapa negara mitranya, termasuk Indonesia.
Bisniscom, JAKARTA — Kementerian Perindustrian berharap industri kerajinan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional melalui peningkatan capaian ekspornya.. Hal itu terlihat dari nilai ekspor produk kerajinan nasional yang naik US$892 juta atau naik 2,6 persen pada 2019 dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya sebesar US$870 juta.
Peningkatanekspor kerajinan tangan dapat ditempuh pemerintah melalui - 21621695. vita1141 vita1141 13.02.2019 IPS Sekolah Menengah Pertama terjawab Peningkatan ekspor kerajinan tangan dapat ditempuh pemerintah melalui 2 Lihat jawaban Iklan Iklan
Bisniscom, BANJARMASIN-Pemprov Kalimantan Selatan mengklaim cukup banyak produk kerajinan tangan asal Banua yang dipasarkan ke luar negeri. Menurut Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perdagangan (Disdag) Kalsel Hj Riaharti Zulfahani, pemasaran produk handmade asal Kalsel banyak yang tidak dilakukan secara langsung, tapi melalui daerah lain di Indonesia seperti Jawa Timur, Jawa Barat
TipsMeningkatkan Ekspor Kerajinan Khas Indonesia. Untuk meningkatkan pengiriman produk kerajinan tangan ke luar negeri, sebenarnya ada beberapa hal yang bisa dilakukan: 1. Marketplace. Mendirikan sebuah marketplace yang khusus untuk menampung kerajinan tangan dari Indonesia. Agar warga dari luar negeri lebih mudah melakukan pembelian kerajinan
oSdf. Penelitian bertujuan menganalisis determinan dan faktor dominan pengembangan ekspor industri kerajinan Indonesia jangka pendek dan jangka panjang. Data time series dengan purposive sampling. Variabel bebas terdiri jumlah usaha mikro kecil menengah, Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, Kredit usaha rakyat KUR, dan Inflasi, sedangkan variabel terikat adalah Nilai ekspor industri kerajinan Indonesia. Metode analisis menggunakan Regresi Berganda OLS dengan Error Correction Model ECM. Hasil penelitian adalah jumlah usaha mikro kecil menengah, Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, Kredit usaha rakyat, dan Inflasi merupakan determinan ekspor industri kerajinan Indonesia. Faktor dominan peningkatan ekspor industri kerajinan Indonesia pada jangka panjang adalah jumlah UMKM, sedangkan pada jangka pendek adalah besaran KUR. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Seminar Nasional Cendekiawan ke 5 Tahun 2019 Buku 2 ”Sosial dan Humaniora“ DETERMINAN EKSPOR INDUSTRI KERAJINAN INDONESIA Rudianto1, Darwati Susilastuti2 1. Dosen Fakultas Ekonomi Institut Bisnis dan Multimedia Asmi 2. Dosen Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Borobudur Email rudianto darwatisusi Abstrak Penelitian bertujuan menganalisis determinan dan faktor dominan pengembangan ekspor industri kerajinan Indonesia jangka pendek dan jangka panjang. Data time series dengan purposive sampling. Variabel bebas terdiri jumlah usaha mikro kecil menengah, Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, Kredit usaha rakyat KUR, dan Inflasi, sedangkan variabel terikat adalah Nilai ekspor industri kerajinan Indonesia. Metode analisis menggunakan Regresi Berganda OLS dengan Error Correction Model ECM. Hasil penelitian adalah jumlah usaha mikro kecil menengah, Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, Kredit usaha rakyat, dan Inflasi merupakan determinan ekspor industri kerajinan Indonesia. Faktor dominan peningkatan ekspor industri kerajinan Indonesia pada jangka panjang adalah jumlah UMKM, sedangkan pada jangka pendek adalah besaran KUR. Kata Kunci Usaha Mikro Kecil Menengah, Nilai tukar rupiah, Kredit Usaha Rakyat, Inflasi, Ekspor industri Kerajinan, ECM 1. Pendahuluan Peranan ekspor sebagai salah satu sumber utama penerimaan devisa negara adalah sangat strategis dan penting dalam menunjang kelangsungan pembangunan perekonomian nasional. Ekspor juga berpengaruh dalam upaya peningkatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, serta memberikan kontribusi dalam penciptaan lapangan usaha dan peningkatan lapangan kerja serta peningkatan pendapatan, merupakan sumber devisa negara yang dapat digunakan untuk membiayai impor dan hutang negara. Oleh karena itu, pemerintah melakukan berbagai upaya dalam rangka menggenjot kinerja ekspor nasional. Neraca perdagangan Indonesia tahun 2017 surplus 11,84 miliar dolar AS, naik 16,22 persen dan nilai impor naik 15,66 persen year on year. Melemahnya kinerja perdagangan Indonesia disebabkan salah satunya karena rendahnya daya saing dalam percaturan liberalisasi perdagangan. Ekspor Indonesia ditopang oleh kinerja ekspor non migas. Ekspor non migas naik sebesar 15,8%. Ekspor barang-barang non migas yang mengalami kenaikan signifikan. Lebih lanjut, untuk mengantisipasi defisit neraca perdagangan total yang berkelanjutan serta perlambatan ekspor non migas maka perlu dirancang strategi pengembangan ekspor dengan mempertimbangkan core competitiveness produk-produk ekspor Indonesia. Nilai ekspor industri kerajinan menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Selanjutnya ekspor industri kerajinan terus mengalami peningkatan sampai tahun 2016. Secara rata-rata selama periode 2010−2016 ekspor kerajinan mengalami peningkatan sebesar 6,93 persen per tahun. Peningkatan terbesar ekspor industri kerajinan terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar US$ juta atau sebesar 14,46 persen. Negara utama tujuan ekspor industri kerajinan adalah Amerika Serikat, Swiss, Jepang, Singapura, Jerman, Tiongkok, Hongkong, Belgia, Korea Selatan dan Inggris. Peningkatan nilai ekspor komoditas subsektor kriya yang cukup signifikan tersebut menjadikan Swiss sebagai negara kedua tujuan ekspor industri kerajinan pada tahun 2016, menggeser posisi Jepang. Seminar Nasional Cendekiawan ke 5 Tahun 2019 Buku 2 ”Sosial dan Humaniora“ Ekspor industri kerajinan Indonesia terkendala berbagai hambatan antara lain Peraturan terkait isu keamanan lingkungan, kesehatan dan keselamatan konsumen; bahasa; kompetitor; pemasaran masih terbatas menjadi salah satu kendala sulitnya UMKM berkembang di luar negeri. Permasalahan UMKM saat ini adalah permodalan Lijun, 2016, h. 1145. Pemberian kredit dengan bunga ringan penting mengingat kebutuhan pembiayaan modal kerja dan investasi. Pembiayaan tantangan terbesar bagi UMKM adalah pengelolaan keuangan yang efektif baik untuk menjalankan organisasi serta untuk kegiatan ekspansi dalam pertimbangan persaingan global Zhang, 2014, Masalah nilai tukar rupiah terhadap mata uang US dollar juga turut mempengaruhi besarnya kecil nilai ekspor kerajinan Indonesia. Nilai tukar rupiah yang berubah-ubah dan tidak stabil sangat mempengaruhi keadaan ekonomi makro nilai tukar rupiah merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat terhadap rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena meningkatnya nilai mata uang asing sebagai alat pembayaran internasional sehingga biaya impor mengalami kenaikan. Variabel kedua adalah tingkat suku bunga dan variabel ketiga terjadinya inflasi menjadi masalah, ketika terjadi nilai rupiah yang melemah membuat terjadinya ketimpangan pada barang-barang ekspor dan perusahaan yang berorientasi pada bahan baku impor. Faktor lain yang mempengaruhi ekspor industri kerajinan Indonesia adalah masalah inflasi. Pada umumnya terjadinya inflasi memicu pertumbuhanimpor lebih cepat berkembang dibandingkan dengan pertumbuhan eskpor Sukirno, 2012. Dapat dikatakan inflasi memiliki hubungan negatif terhadap ekspor Wardhana, 2011. Diberbagai negara maju semakin bertambahnya jumlah uang beredar merupakan penyebab inflasi dan berbeda halnya dengan negara berkembang inflasi sendiri disebabkan ketidakseimbangan fiskal yakni adanya depresiasi nilai tukar serta pertumbuhan jumlah uang yang sangat tinggi Totonchi, 2011. Pemerintah diberbagai negara pasti akan berusaha membuat inflasi di negaranya berada pada batas normal. Inflasi menjadi sebab perekonomian menjadi lesu karena harga barang dan kebutuhan pokok kian terus melambung Mankiw, 2009.dengan banyaknya wirausahawan yang bergerak di bidang kerajinan, akan menghasilkan peluang usaha yang baru sekaligus punya andil untuk menyerap tenaga kerja yang ada di Indonesia. Produktivitas UMKM Indonesia dari kategori industri kerajinan dalam menghadapi tantangan ekspor telah teruji dengan kontribusinya yang signifikan terhadap penciptaan lapangan pekerjaan dan devisa negara. Semakin tumbuhnya industri kerajinan dan pasar domestik serta ekspor yang meluas maka lapangan kerja jadi terbuka. Usaha kerajinan mampu mengembangkan sektor riil, menciptakan lapangan kerja, dan memberikan penghasilan bagi semua elemen yang terlibat dalam usaha tersebut. Pertumbuhan ekspor produk kerajinan tangan pernah mencapai 5-6 persen. Kontribusi dari ekspor kerajinan terhadap pertumbuhan sendiri bukan hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung di mana pertumbuhan ekspor yang mapan mendorong pertumbuhan daya beli masyarakat yang kemudian juga menjadi faktor penunjang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Pada paper membahas masalah faktor jumlah UMKM, nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika, kredit usaha rakyat dan inflasi pengaruhnya pada ekspor industri kerajinan. Permasalahannya adalah apa determinan dan faktor dominan pengembangan ekspor industri kerajinan Indonesia jangka pendek dan jangka panjang? 2. Tinjauan Pustaka Isu sentral ekonomi makro adalah pertumbuhan ekonomi, pengangguran, inflasi, dan ketidakstabilan kegiatan ekonomi, serta masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran Bakti, Rakhmat, dan Syahrir, 2010. Kebijakan ekonomi yang dirumuskan pemerintah harus disesuaikan dengan tujuan dan target yang harus dicapai Seminar Nasional Cendekiawan ke 5 Tahun 2019 Buku 2 ”Sosial dan Humaniora“ dengan kebijakan yang akan dibuat. Kebijakan jangka pendek bertujuan untuk menjaga stabilitas, sedangkan kebijakan jangka panjang ditujukan untuk pertumbuhan. Ekonomi kreatif merupakan pengembangan konsep berdasarkan aset kreatif yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Dos Santos, 2007. Kegiatan kerajinan merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya. Meskipun diproses dengan peralatan yang relatif sederhana, namun produk kerajinan memiliki nilai artistik yang sangat tinggi hingga memiliki daya jual yang cukup mahal. Produk kerajinan pada umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil bukan produksi massal. Volume produksi yang dapat dihasilkan oleh kelompok industri kerajinan ini, sangat bergantung pada jumlah dan keahlian tenaga pengrajin yang tersedia, sehingga kelompok industri ini dapat dikategorikan sebagai industri padat karya Depatement Perdagangan, 2008. Pelaku industri kerajinan masih terbatas pada pengrajin dan pengusaha kerajinan yang masih berskala UMKM yang memainkan peran-peran penting didalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Tambunan, 2013. Dalam posisi strategis tersebut, UMKM masih menghadapi banyak masalah dan hambatan dalam melaksanakan dan mengembangkan usahanya. Masalah dan kendala utamanya manajemen, permodalan, Teknologi, bahan baku, informasi dan pemasaran, infrastruktur, birokrasi dan pungutan, serta kemitraan. Kredit Usaha Rakyat KUR adalah kredit/ pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. Kinerja UMKM dapat dipengaruhi oleh inflasi. Menurut Todaro 2004 dan Bachrawi 2004, ekspor adalah kegiatan perdagangan internasional yang memberikan rangsangan guna menumbuhkan permintaan dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industri-industri pabrik besar, bersama dengan struktur politik yang stabil dan lembaga sosial yang fleksibel. Dengan kata lain, ekspor mencerminkan aktifitas perdagangan internasional, sehingga suatu negara yang sedang berkembang kemungkinan untuk mencapai kemajuan perekonomian setara dengan negara-negara yang lebih maju. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam ekspor komoditi meliputi Daya saing yang rendah dalam harga dan waktu penyerahan. Daya saing sering dianggap masalah internal eksportir, padahal sesungguhnya masalah nasional yang tak mungkin diatasi oleh pengusaha sendiri, Saluran pemasaran tidak berkembang di luar negeri. Kegiatan ini memerlukan biaya. Akan tetapi, apabila usaha tersebut berhasil, perusahaan akan menikmati keuntungan yang besar dan pada waktu yang sama perusahaan telah memberi sumbangan penting kepada perkembangan ekonomi negara dalam bentuk kenaikan ekspor, pertambahan devisa, pertambahan pajak, pertambahan pendapatan nasional dan pertambahan kesempatan kerja. Dalam melakukan transaksi internasional, setiap negara harus memperhitungkan nilai tukar atau kurs mata uangnya terhadap negara lain agar mempermudah transaksi antar negara. Exchange Rate adalah harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya. Nilai tukar memainkan peranan penting dalam keputusan-keputusan pembelanjaan, karena nilai tukar memungkinkan sebuah negara menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara ke dalam satu bahasa yang sama Krugman dan Obstfeld, 2006. 3. Metodologi Data time series sampel ditetapkan dengan purposive sampling. Independent variable terdiri dari jumlah usaha mikro kecil menengah X1, Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika X2, Kredit usaha rakyat X3, dan Inflasi X5. Dependent variable nya adalah Nilai ekspor industri kerajinan Indonesia Y. Metode analisis data menggunakan Seminar Nasional Cendekiawan ke 5 Tahun 2019 Buku 2 ”Sosial dan Humaniora“ Regresi Berganda OLS dengan Error Correction Model ECM. Formulasi modelnya adalah 1. Ordinary Least Square OLS Multiple Regression Model Ln_EKSPORt = β0 + β1Ln_UMKMt + β2 Ln_KURSt + β3Ln_KURt + β Ln_ Ln_INFLASIt + εt 1 2. Error Correction Model ECM a. Persamaan estimasi jangka panjang L Ln_EKSPORt = b0 + b1Ln_UMKMt + b2 Ln_KURSt + b3 Ln_KURt + b4 Ln_INFLASIt +ECTt 2 b. Persamaan eestimasi jangka pendek S Ln_EKSPORt-1 = b0 + b1Ln_UMKMt-1 + b2 Ln_KURSt-1 + b3 Ln_KURt-1 + b4 Ln_ Ln_INFLASIt-1 + ECTt-1 3 Dimana Ln_Ekspor = Ekspor Industri Kerajinan Indonesia Ln_UMKM = Usaha Mikro Kecil dan Menengah Ln_KURS = Nilai Tukar Rupiah / USD Ln_KUR = Kredit Usaha Rakyat Ln_Inflasi = Inflasi Analisis ECM melalui 3 langkah analisis data yaitu 1 uji stasioner data , 2 uji kointegrasi untuk mengetahui apakah terdapat hubungan jangka panjang dan jangka pendek antara variabel X dengan Y, dan 3 menyusun Error-Correction Model Gujarati, 2006. 4. Hasil Dan Pembahasan Hasil Uji asumi klasik untuk semua variabel teah memenuhi persyaratan. Uji Stasioneritas tahap pertama dalam estimasi data menggunakan unit root test. Berdasarkan hasil pengujian Augmented Dickey-Fuller ADF pada tingkat level yang mencangkup intercept, semua variabel pada tingkat ini nilai probabilitasnya > 0,05. Sampai pada tahap ini, untuk semua variabel dikatakan tidak stasioner pada derajat yang sama yaitu pada tingkat level. Sehingga perlu dilakukan uji derajat integrasi atau uji stasioneritas pada derajat difference sampai semua variabel yang diamati stasioner pada derajat yang sama. Hasil uji statistik ADF pada first difference menunjukkan bahwa nilai probabilitas Critical Value dan nilai Probability 0,014 Critical Value dan nilai Probability S intercept; 2. Jumlah UMKN dan KUR berpengaruh signifikan positip terhadap ekspor baik jangka panjang maupun jangka pendek; 3. Kurs dan Inflasi berpengaruh signifikan negatif terhadap ekspor baik jangka panjang maupun jangka pendek; 4. Variabel bebas yang diteliti berkontribusi besar pada ekspor yaitu 90% pada jangka panjang dan 79% pada jangka pendek; 5 Determinan ekspor industri kerajinan Indonesai jangka panjang adalah jumlah UMKN, sedangkan jangka pendek adalah banyaknya KUR. Pengaruh positif jumlah UMKM berarti bahwa setiap kenaikan jumlah UMKM akan diikuti peningkatan jumlah Ekspor Industri Kerajinan Indonesia. Hasil tersebut menjelaskan bahwa UMKM memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. UMKM memiliki proporsi sebesar 99,99% dari total keseluruhan pelaku usaha di Seminar Nasional Cendekiawan ke 5 Tahun 2019 Buku 2 ”Sosial dan Humaniora“ Indonesia atau sebanyak 56,54 juta unit BPS, 2016. UMKM telah mampu membuktikan eksistensinya dalam perekonomian di Indonesia. Karena mayoritas usaha berskala kecil tidak terlalu tergantung pada modal besar atau pinjaman dari luar dalam mata uang asing. Sehingga, ketika ada fluktuasi nilai tukar, perusahaan berskala besar yang secara umum selalu berurusan dengan mata uang asing adalah yang paling berpotensi mengalami imbas krisis. Bisnis UMKM menyumbang PDB Produk Domestik Bruto sekitar 60% dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Jumlah UMKN merupakan faktor dominan peningkatan ekspor industri kerajinan Indonesia jangka panjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kredit Usaha Rakyat KUR berpengaruh signifikan dan positif terhadap Ekspor Industri Kerajinan baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Pada jangka pendek, KUR merupakan determinan pengembangan ekspor. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 28 Desember 2016, total realisasi kredit KUR Mikro sesar 65,4 triliun. Untuk KUR ritel dan TKI tercatat masing masing sebesar Rp 28,2 triliun dan Rp 151 miliar. Realisasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat KUR tahun 2017 turun dibandingkan dengan realisasi tahun 2016. Hingga 31 Desember 2017 penyaluran KUR mencapai Rp 95,56 triliun atau 89,6% dari target sebesar Rp 106 triliun. Tahun sebelumnya, penyaluran KUR mencapai Rp 94,4 triliun atau 94,4% dari target sebesar Rp 100 triliun. Total KUR tersebut disalurkan kepada sebanyak debitur, melalui 36 lembaga penyalur KUR. Peningkatan industri kerajinan berdasarkan perkembangan jumlah UMKN dalam jangka pendek misal dari tahun ke tahun memerlukan penambahan modal yang bisa didapatkan melalui pemberian KUR. 5. Kesimpulan Kesimpulan pada penelitian ini adalah 1. Jumlah usaha mikro kecil menengah, Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, Kredit usaha rakyat, dan Inflasi merupakan determinan ekspor industri kerajinan Indonesia. 2. Faktor dominan peningkatan ekspor industri kerajinan Indonesia pada jangka panjang adalah jumlah UMKM, sedangkan pada jangka pendek adalah besaran KUR. Daftar Pustaka Bachrawi Sanusi, 2004. Pengantar Ekonomi Pembangunan. Jakarta Rineka Cipta Badan Pusat Statistik, 2014. Ekspor Ekonomi Kreatif 2007-2013. Jakarta Puska daglu Badan Pusat Statistik, 2017. Ekspor Ekonomi Kreatif 2010-2016. Jakarta Badan Pusat Statistik, 2017. Buletin Statistik Perdagangan Luar Negeri. Ekspor Jakarta Badan Pusat Statistik, 2017. Nilai Tukar Valuta Asing di Indonesia Jakarta Bakti, T. Diana, Rakhmat Sumanjaya, dan Syahrir Hakim Nasution, 2010. Pengantar Ekonomi Makro, Medan USU Press Mankiw N Gregory, 2009. Makro Ekonomi. Penterjemah Fitria Liza dan Imam Nurmawan. Jakarta Airlangga Nanga, Muana. 2005. Makroekonomi Teori, Masalah dan Kebijakan, Jakarta PT Raja Grafindo Perkasa Natale, De, Douglas and Gregory 2007. The Creative Economy The New Definition ”A Research Framework for New England and Beyond, Including an Economic Seminar Nasional Cendekiawan ke 5 Tahun 2019 Buku 2 ”Sosial dan Humaniora“ Analysis of New England’s Cultural Industries and Workforce. New England Foundation for the Arts. Sukirno, S., 2012. Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Jakarta, PT. Rajagrafindo. Tambunan Tulus, 2012. Perekonomian Indonesia kajian teoritis dan analisis Empiris. Bogor Ghalia Indonesia Todaro, Michael dan Smith C Stephen, 2008. Pembangunan Ekonomi. Penterjemah Haris Munandar. Jakarta Erlangga Totonchi, Jalil. 2011. Macroeconomic Theories Of Inflation International Conference on Economics and Finance Research IPEDR. Vol. 4 Halaman 459-462 Zhang, Huilan & Okoroafo Sam C. 2014. An E-Commerce Key Success Factors Framework for Chinese SME Exporters. International Journal of Economics and Finance,6 1. Retrieved from Canadian Center of Science and Education ... In addition, MSMEs business growth in Indonesia is considered important because it absorbs labor and increases economic growth Pusparisa, 2020. The establishment of cooperatives, technology, investment, lending is some of the conditions for success in MSMEs development so that they can produce highly competitive products Tange, 2015;Rudianto & Susilastuti, 2019. ...... Empowering MSMEs for real sector growth and job creation, the Indonesian government issued a policy package by providing credit guarantees for MSMEs through the People's Business Credit KUR. According to Rudianto & Susilastuti 2019, credit has a significant effect on improving MSMEs' performance. MSMEs' large contribution to the economy and high absorption of labor have not been accompanied by an increase in competitiveness. ...... Banking credit is beneficial for MSMEs growth, which is allocated to carry out its intermediation function, plays an important role in reducing information search costs and transaction costs so as to produce efficient resource allocation in MSMEs growth. MSMEs do not need to specifically allocate funds costs for MSMEs' growth Rudianto & Susilastuti, 2019;Tambunan, 2021. KUR is a credit or financing service provided by the government through banks to Micro, Small, and Medium Enterprises that still have good business potential or prospects and can repay their loans. ...Pengantar Ekonomi Pembangunan. Jakarta Rineka Cipta Badan Pusat Statistik, 2014. Ekspor Ekonomi KreatifDaftar Pustaka Bachrawi SanusiDaftar Pustaka Bachrawi Sanusi, 2004. Pengantar Ekonomi Pembangunan. Jakarta Rineka Cipta Badan Pusat Statistik, 2014. Ekspor Ekonomi Kreatif 2007-2013. Jakarta Puska dagluStatistik Badan PusatBadan Pusat Statistik, 2017. Ekspor Ekonomi Kreatif 2010-2016. JakartaMakro Ekonomi. Penterjemah Fitria Liza dan Imam NurmawanN MankiwGregoryMankiw N Gregory, 2009. Makro Ekonomi. Penterjemah Fitria Liza dan Imam Nurmawan. Jakarta Airlangga Nanga, Muana. 2005. Makroekonomi Teori, Masalah dan Kebijakan, Jakarta PT Raja Grafindo PerkasaThe Creative Economy The New Definition "A Research Framework for New England and Beyond, Including an Economic Seminar Nasional Cendekiawan ke 5 TahunDe NataleGregory H DouglasWassalNatale, De, Douglas and Gregory 2007. The Creative Economy The New Definition "A Research Framework for New England and Beyond, Including an Economic Seminar Nasional Cendekiawan ke 5 Tahun 2019 ISSN P 2460 -8696Makro Ekonomi, Teori PengantarS SukirnoSukirno, S., 2012. Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Jakarta, PT. Indonesia kajian teoritis dan analisis EmpirisTambunan TulusTambunan Tulus, 2012. Perekonomian Indonesia kajian teoritis dan analisis Empiris. Bogor Ghalia IndonesiaPembangunan Ekonomi. Penterjemah Haris Munandar. Jakarta Erlangga Totonchi, JalilMichael Dan TodaroC SmithStephenTodaro, Michael dan Smith C Stephen, 2008. Pembangunan Ekonomi. Penterjemah Haris Munandar. Jakarta Erlangga Totonchi, Jalil. 2011. Macroeconomic Theories Of Inflation International Conference on Economics and Finance Research IPEDR. Vol. 4 Halaman 459-462
JAKARTA — Kementerian Perindustrian berharap industri kerajinan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional melalui peningkatan capaian itu terlihat dari nilai ekspor produk kerajinan nasional yang naik US$892 juta atau naik 2,6 persen pada 2019 dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya sebesar US$870 Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih mengatakan pemerintah pun gencar memfasilitasi pelaku industri kecil dan menengah IKM di dalam negeri agar bisa memperluas pasar ekspornya. Salah satunya melalui pameran Ambiente di Gati, keikutsertaan pada pameran Ambiente ini merupakan strategi unjuk gigi produk-produk IKM kerajinan Tanah Air, selain itu juga untuk bersaing dengan produk-produk unggulan di pasar ekspor. "Ini juga sebuah kesempatan bagi IKM untuk benchmarking dalam meningkatkan inovasi desain, termasuk dalam hal kemasannya serta tentunya bisa mendapatkan informasi tren dan selera pasar dunia terkini," katanya melalui siaran pers, Senin 17/2/2020.Ambiente merupakan pameran dagang terbesar untuk sektor barang konsumen dan ajang temu bisnis para pelaku usaha di sektor dekorasi 2,6 persen menjadi, serta meja dan perabotan dilaksanakan setiap tahun di Messe Frankfurt, Jerman dan diikuti lebih dari 96 negara peserta. Pameran tersebut pada tahun ini diselenggarakan pada 8-12 Februari pun memfasilitasi delapan IKM sebagai peserta Ambiente 2020, antara lain Harmoni Jaya Kreasi kerajinan anyaman, Palem Craft Jogja mirror dan lighting, Mohoi kerajinan anyaman bambu, Bana Nusantara kerajinan anyaman bambu, Pandanus Internusa kerajinan anyaman, Yogya Indo Global kerajinan kayu, Siji Lifestyle kerajinan kayu dan resin dan Art Classic kerajinan kayu.Fasilitasi keikutsertaan IKM Indonesia di pameran Ambiente ini juga menghasilkan peningkatan nilai ekspor IKM peserta pameran setiap tahun rata-rata sebesar 99,5 persen. Sementara, Kedelapan IKM Indonesia tersebut mampu mencatatkan nilai penjualan selama pameran sebesar US$1,57 juta.“Dalam gelaran tahun ini minat buyer juga cukup tinggi terhadap produk-produk dari para IKM Indonesia. Mereka juga berhasil mendapatkan sekitar 102 kontrak dagang dari 37 negara, serta membukukan berbagai pesanan dan penjualan yang akan ditindaklanjuti setelah pameran berakhir,” kata 2020, Ambiente diikuti sebanyak peserta dari 93 negara. Jumlah peserta tersebut meningkat 3,9 persen dibandingkan dengan itu, jumlah pengunjung mencapai orang dari 160 negara yang 62% berasal dari luar Jerman, antara lain dari Italia, Perancis, Belanda, Spanyol, Britania Raya, Turki, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang.“Dalam lima tahun terakhir, Paviliun Indonesia mencatatkan kenaikan nilai transaksinya hingga 113 persen. Tentunya hal ini capaian yang sangat membanggakan, yang menunjukkan peningkatan kemampuan IKM Indonesia di pasar global,” ujar Gati. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor David Eka Issetiabudi Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
Jakarta - Produksi kriya atau kerajinan tangan merupakan penyerap tenaga kerja yang besar bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Modal awal yang kecil, jam kerja yang fleksibel, kemudahan untuk bekerja dari rumah, dan kebebasan mengelola usaha menjadi daya tarik yang menyebabkan jumlah Usaha Kecil Menengah UKM di bidang kerajinan tangan terus bertambah. Selama ini, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM telah bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional Dekranas melakukan berbagai upaya pendanaan dan pembinaan untuk mendorong daya saing UKM. Tetapi peranan produksi kriya di Indonesia terhadap ekspor secara keseluruhan ternyata belum signifikan. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa pada 2018 ekspor Indonesia masih didominasi oleh hasil sumber daya alam seperti bahan bakar migas, besi dan baja, hingga bubur beberapa produk kerajinan tangan Indonesia seperti batik, mebel, dan rotan telah cukup terkenal di dunia, hingga saat ini produk kerajinan tangan dari negara-negara Asia lainnya seperti Hong Kong dan China jauh lebih menguasai pasaran global. Masih MinimalTerlepas dari bantuan berupa dana bergulir dan pembinaan yang rutin dilakukan setiap tahunnya, pertumbuhan UKM di bidang kerajinan tangan masih minimal. Performanya di kancah global masih kalah dibandingkan negara-negara Asia lainnya. Berdasarkan penelitian yang saya lakukan, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini. Pertama, harga yang terlalu tinggi bahkan untuk ukuran global. Sebuah penelitian yang dikeluarkan oleh United States Agency International Development USAID tentang kerajinan tangan yang memimpin di pasar Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Karibia pada 2006 mengungkapkan bahwa produk kriya dari China memimpin pasar dikarenakan kuantitas yang banyak dan harganya yang murah. Hal yang sebaliknya merupakan kerajinan tangan dari Indonesia. Kerajinan tangan Indonesia yang populer di dunia kebanyakan berupa karya seni batik, tenun, ukiran, dan pahatan yang membutuhkan waktu pembuatan yang lama serta skill dan ketelitian yang tinggi. Kualitas yang mumpuni dan jenis kerajinan yang one-of-a-kind seperti itulah yang menyebabkan harga kerajinan tangan dari Indonesia dibandrol dengan harga yang lebih mahal jika dibandingkan dengan produk kerajinan tangan dari negara seperti China dan Hong Kong yang diproduksi massal dan dijual dengan harga murah. Tetapi, apakah harga produk yang tinggi itu dibarengi dengan peningkatan kualitas barang? Masih dari penelitian yang sama, USAID menyampaikan bahwa meskipun harganya terus naik, kualitas dan model kerajinan tangan dari Indonesia tidak ada perubahan yang berarti. Selain itu, tidak semua peminat karya seni sanggup untuk membeli banyak barang-barang handmade dengan harga yang minimnya pengetahuan pelaku UKM mengenai pasar global. Kurangnya kemampuan untuk melakukan riset pasar, modal yang tidak mencukupi, hingga language barrier seringkali menjadi hambatan yang menyulitkan pelaku UKM memasarkan produknya di pasar global. Butuh kemampuan dan dedikasi waktu untuk memahami minat konsumen dan tidak semua pelaku UKM memiliki hal ini. Modal yang dibutuhkan untuk mempromosikan produk hasil karya Indonesia ke luar negeri pun tentunya tidak kecil jumlahnya. Akibatnya, banyak pelaku UKM yang menjual produknya dengan harga rendah pada para broker yang memiliki modal dan akses ke pasar global. Broker inilah yang kemudian mengeruk keuntungan besar, alih-alih pelaku UKM itu sendiri. Lambat laun, praktik ini bisa mematikan industri kerajinan tangan TeknologiPada zaman yang serba terhubung dengan teknologi seperti saat ini, strategi utama yang dapat diambil pemerintah adalah turut memanfaatkan teknologi untuk mendorong perkembangan sektor industri kerajinan untuk meningkatkan kemampuan UKM menembus ke pasar global, pemerintah dapat membuat marketplace khusus produsen. Amerika Serikat sudah memiliki marketplace sejenis dengan nama Etsy, di mana seseorang dapat menjual barang buatan tangan mereka via online secara global. Dari sini, pemerintah dapat meningkatkannya selevel lebih tinggi, yaitu dengan menggandeng yayasan khusus member pengrajin. Contoh yayasan seperti ini adalah Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia ASEPHI. Mengapa harus yayasan khusus member pengrajin? Bekerja sama dengan yayasan dapat berperan sekaligus sebagai sistem kurasi seller di marketplace. Yayasan pengrajin pasti akan melakukan serangkaian uji standar kualitas sebelum menerima pengrajin menjadi member-nya. Hal ini tentunya akan membantu pemerintah memastikan hanya barang-barang berkualitas yang didagangkan di marketplace nantinya. Selain itu, pendirian marketplace khusus pengrajin ini juga akan mengurangi peran broker dan meningkatkan peran aktif pelaku UKM secara langsung di pasar konsumen. Lebih lagi, jika pelaku UKM berinteraksi langsung dengan konsumen melalui marketplace, bukan melalui broker, maka pelaku UKM akan lebih memahami minat dan standar harga konsumennya. Hal-hal ini seharusnya dapat meningkatkan daya jual kerajinan tangan Indonesia tidak hanya di pasar global tetapi juga di pasar untuk mengatasi permasalahan harga yang dianggap kurang dapat bersaing dengan kerajinan tangan dari negara lain, riset pasar dan harga bahan pokok dapat menjadi kuncinya. Ketika banyak pelaku UKM yang minim pengetahuan mengenai pasar dan harga bahan pokok, di sinilah pemerintah dapat turun tangan dengan melakukan riset yang menyeluruh. Dengan tersedianya riset resmi dari pemerintah untuk dimanfaatkan oleh para pelaku UKM, diharapkan biaya produksi dan harga jual akan menurun, dan pelaku UKM juga akan lebih memahami minat pasar yang ingin dituju dan menyesuaikan produksinya..Indonesia adalah salah satu negara dengan ragam budaya dan kesenian terbanyak di dunia, sudah sewajarnya jika pemerintah memanfaatkan kekayaan ini untuk kesejahteraan bangsa yang sebaik-baiknya. Namun, faktanya masih diperlukan perhatian lebih dari pemerintah untuk membantu mengembangkan ekspor kerajinan tangan yang saat ini produksinya masih didominasi oleh pelaku UKM. Dengan adanya langkah-langkah strategis yang diambil pemerintah nantinya, diharapkan akan membuka jalan bagi para pelaku UKM untuk tembus ke pasar global; mempopulerkan karya seni dan kerajinan tangan khas Indonesia, sekaligus meningkatkan penerimaan ekspor negara dari sektor industri kerajinan tangan. mmu/mmu
JAKARTA – Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor produk kerajinan Indonesia dapat meningkat hingga 9% pada 2019. Guna memacu ekspor tersebut, salah satu kebijakan strategis yang bisa dijalankan ialah penguatan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia LPEI. Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, selain memfasilitasi pembiayaan bagi pelaku IKM yang ingin melakukan ekspor, LPEI juga mampu berperan dalam pengembangan IKM melalui pembiayaan jangka 2018, pengapalan produk handycraft nasional mencapai US$1,2 miliar ke 50 negara, atau naik 4 kali lipat dibandingkan 1999 yang tercatat US$300 juta ke 20 negara. Negara tujuan utama ekspor antara lain Amerika Serikat, Jepang, Belanda, dan Inggris.“Beberapa catatan untuk peningkatan ekspor produk kerajinan, dari hasil diskusi dengan pelaku IKM [industri kecil dan menengah], antara lain membutuhkan pendampingan mengenai desain dan akses pendanaan,” kata Airlangga pada pembukaan Pameran Inacraft 2019 di Jakarta, Rabu 24/4/2019 Dia mengatakan industri kerajinan merupakan salah satu sektor industri kreatif yang mampu berkontribusi besar bagi perekonomian nasional. Industri kerajinan yang didominasi oleh IKM dinilai terus berkembang, sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan.“Berbagai produk kerajinan yang dihasilkan oleh tangan-tangan terampil yang umumnya adalah para pelaku usaha industri mikro, kecil dan menengah ini tidak hanya untuk memenuhi pasar lokal saja, tetapi juga telah merambah ke pasar ekspor,” kata Menperin, Indonesia memiliki keunggulan dalam pengembangan industri kerajinan karena keragaman budaya yang menjadi ciri khas di masing-masing daerah. “Potensi lainnya adalah ketersediaan bahan baku yang berlimpah, menjadi keunikan tersendiri bagi produk kerajinan Indonesia,” ungkapnya. Bahan baku tersebut, antara lain kayu, rotan, bambu, keramik, serat alam, logam, perhiasan, lembaran kain, dan batu-batuan. “Saat ini juga sudah ada bahan baku dari hasil pengembangan teknologi modern.” Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam
INFO NASIONAL - Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor produk kerajinan Indonesia dapat meningkat hingga 9 persen pada tahun 2019. Sementara, sepanjang 2018 pengapalan produk handycraft nasional mencapai US$ 1,2 miliar ke 50 negara atau naik empat kali lipat dibandingkan tahun 1999 yang baru sekitar US$ 300 juta ke 20 negara. Negara tujuan utama ekspor produk kerajinan ini, antara lain Amerika Serikat, Jepang, Belanda dan Menperin, guna menggenjot ekspor tersebut, kebijakan strategis yang bisa dijalankan adalah penguatan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia LPEI. “Beberapa catatan untuk peningkatan ekspor produk kerajinan, dari hasil diskusi dengan pelaku IKM, antara lain membutuhkan pendampingan mengenai desain dan akses pendanaan,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada pembukaan Pameran Inacraft 2019 di Jakarta, Rabu 24 April menambahkan, bahwa selain memfasilitasi pembiayaan bagi pelaku IKM yang ingin melakukan ekspor, LPEI diyakini mampu berperan untuk pengembangan IKM. “Artinya, pembiayaan dalam jangka panjang,” kerajinan merupakan salah satu sektor industri kreatif yang mampu memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional. Industri kerajinan yang didominasi oleh pelaku industri kecil dan menengah IKM ini mampu terus berkembang, sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan yang cukup banyak dan memberikan pemberdayaan yang berkualitas kepada masyarakat Menperin, Indonesia memiliki keunggulan dalam pengembangan industri kerajinan karena keragaman budaya yang menjadi ciri khas di masing-masing daerah. Selain itu, keterampilan dan keuletan para perajin Indonesia juga membuat produk kriya nasional semakin kreatif dan inovatif, terlabih lagi ditopang melalui pemanfaatan teknologi Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi Presiden RI Joko Widodo saat pembukaan pameran Inacraft 2019 di Jakarta, Rabu 24/4.Potensi lainnya menurut Menperin adalah ketersediaan bahan baku yang berlimpah. Ini, menjadi keunikan tersendiri bagi produk kerajinan Indonesia. Bahan baku tersebut, antara lain kayu, rotan, bambu, keramik, serat alam, logam, perhiasan, lembaran kain, dan batu-batuan. “Saat ini juga sudah ada bahan baku dari hasil pengembangan teknologi modern,” optimistis, industri kerajinan menjadi ujung tombak bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini ditopang melalui jumlah IKM kerajinan yang mencapai 700 ribu unit usaha dan menyerap tenaga kerja langsung lebih dari 1,3 juta Airlangga juga menyebutkan, penyelenggaraan Inacraft tahun ini, menargetkan transaksi penjualan hingga Rp146 miliar, nilai ekspornya menembus angka US$ 13 juta, dan jumlah pengunjung sebanyak orang. Kegiatan yang digelar selama 24-28 April 2019 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center JCC ini akan dihadiri sekitar buyer dari 60 negara serta terdapat booth yang diisi oleh perusahaan atau pelaku usaha.“Keunikan Inacraft dibanding pameran lainnya adalah selalu menonjolkan ikon daerah tertentu setiap tahunnya. Pada 2019, Provinsi DKI Jakarta menjadi Ikon dengan tema Jakarta Enjoyable Multicultural Diversities. Tahun ini juga Inacraft menampilkan Maroko sebagai Country of Honour,” Airlangga, dengan adanya penampilan Country of Honour, para perajin Indonesia diharapkan dapat melihat dan belajar dari produk kerajinan negara lain, serta bisa berkolaborasi untuk semakin meningkatkan daya Industri Kecil, Menengah, dan Aneka IKMA Kemenperin Gati WIbawaningsih menyampaikan, dalam upaya pengembangan desain produk IKM nasional agar lebih berdaya saing di kancah global, Kemenperin akan menggandeng sejumlah pihak untuk mendatangkan para ahli desainer, termasuk dari perusahaan internasional. “Program yang akan dijalankan, misalnya melalui bimbingan teknis. Tahun lalu, kami sudah kerja sama dengan Jerman,” itu, mengenai upaya pengoptimalan pembiayaan ekspor bagi pelaku IKM, Ditjen IKMA Kemenperin telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan LPEI beberapa waktu lalu. Kolaborasi ini akan terus ditindaklanjuti, termasuk mengenai pengembangan IKM Go Inacraft ke-21 ini, Kemenperin menyediakan booth sosialisasi program Ditjen IKMA berupa Klinik Pengembangan Desain Kemasan dan Merek dan Klinik Hak Kekayaan Intelektual HKI. Di booth Klinik Pengembangan Desain Kemasan, para pengunjung bisa berkonsultasi terkait kemasan yang tepat untuk produknya. Sementara, di booth Klinik HKI pengunjung bisa berkonsultasi mendapatkan informasi tentang layanan maupun perlindungan HKI, serta mendapatkan fasilitasi pendaftaran HKI dari Ditjen IKMA juga memamerkan produk hasil karya Bali Creative Industri Center BCIC. Dalam hal ini, Ditjen IKMA menginisiasi kolaborasi yang melibatkan jajaran perancang terkemuka Indonesia sebagai motor penggerak inovasi, dengan kriyawan terkurasi sebagai penghasil dari kriya tersebut. Sejak 2015, BCIC menjadi tempat berkumpul para wirausaha dan inkubator kreatif di bidang fesyen, kriya, dan animasi. *
peningkatan ekspor kerajinan tangan dapat ditempuh pemerintah melalui